Indonesia kalah peringkat dibanding negara tetangga seperti Singapura peringkat 22, Thailand 33, Malaysia 47. Kita hanya bisa mengalahkan Filipina yang hanya menduduki peringkat 82.
Sementara menurut laporan lembaga Think-thank UNSDSN, Suriah, Afganistan dan delapan negara di wilayah sub-Sahara menjadi negara paling menderita di dunia.
Profesor berkebangsaan Amerika Jeffrey Sachs, kepala lembaga ini mengatakan bahwa AS ternyata hanya berada di urutan ke 13 negara paling bahagia. "Untuk masyarakat yang hanya mengejar uang, kami telah mengejar sesuatu yang salah."
Yang mengherankan, negara-negara maju yang kehidupan masyarakatnya relatif mapan ternyata menduduki ranking rendah. Amerika Serikat peringkat 13, Inggris peringkat 23, Perancis peringkat 32 dan Italia malah masuk peringkat 50.
Jeffrey Sachs yang merupakan penasehat khusus Sekjen PBB Ban Ki-moon berkata, "Ada pesan yang kuat untuk negaraku, AMerika Serikat, dimana kami sangat kaya, dan semakin bertambah kaya dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, namun malah semakin tidak bahagia."
"Ikatan sosial kami memburuk, kepercayaan publik memburuk dan keyakinan terhadap pemerintah juga memburuk," katanya.
Pemberian peringkat kebahagian dalam laporan tersebut menggunakan faktor-faktor seperti nilai PDB dan angka harapan hidup. Parameter lainnya adalah tingkat korupsi yang terjadi di dalam pemerintahan dan bisnis sebuah negara.
Menurut sang profesor, ketika sebuah negara hanya memikirkan tujuan individu, sperti pembangunan ekonomi yang mengabaikan kepentingan sosial dan lingkungan, hasilnya bisa sangat merugikan kesejahteraan rakyatnya, bahkan pada tingkat tertentu malah membahayakan kehidupan masyarakat.
Banyak negara dalam beberapa tahun terakhir telah mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang mengorbankan ketidaksetaraan hidup, pengucilan sosial dan perusakan lingkungan yang masif.
Bagaimana dengan Indonesia? Bila negara maju kaya namun tidak bahagia, Indonesia mungkin agak lebih miris, miskin dan tidak bahagia. Pelemahan nilai rupiah dan pelambatan laju ekonomi Indonesia belakangan ini mulai melemahkan daya beli masyarakat. Belum banyaknya janji pemerintah yang dipenuhi serta gaduh sosial politik dalam negeri mungkin juga berpengaruh pada rendahnya tingkat kebahagiaan orang Indonesia.
Sumber :
http://unsdsn.org/news/2015/04/23/world-happiness-report-2015-ranks-happiest-countries/
http://unsdsn.org/news/2016/03/16/world-happiness-report-2016-update-ranks-happiest-countries/
http://www.mirror.co.uk/news/world-news/worlds-happiest-country-been-revealed-7569124
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon