Yang utama adalah persiapan fisik dan mental. Fisik yang bugar akan memudahkan kita menjalani puasa tidak makan dan minum disiang hari selama sebulan penuh. Dan persiapan mental akan memberikan azzam (semangat) yang kuat yang akan membuat kita bergembira dan bersemangat untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan.
Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa kekeliruan yang dilakukan umat Muslim dalam penyambutan bulan suci ini. Bisa jadi karena faktor kebiasaan dan ketidaktahuan, maka kesalahan ini terus berulang setiap tahunnya. Berikut kesalahan yang umum terjadi dalam menyambut Ramadhan.
1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa serta tidak berusaha mencari tahu
Ibadah puasa telah diwajibkan ketika kita mulai baligh. Ibadah rutin setiap tahun ini telah mendarah daging bagi kaum Muslimin. Namun dalam prakteknya, beberapa dari kita ternyata tidak mendalami hukum-hukum berpuasa yang kita jalani. Banyak yang belum memahami secara menyeluruh syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan puasa.Padahal syarat diterima ibadah seseorang ada dua; Niat yang ikhlas dan menjalani ibadah sesuai petunjuk Rasullah SAW, yang artinya kita harus punya pengetahuan tentang puasa sesuai petunjuk nabi. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka amalan akan tertolak.
Imam Ghazali berkata: "Ilmu tanpa amal adalah gila dan pada masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan amalan yang tidak akan berlaku dan sia-sia."
2. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Puasa
Ziarah kubur merupakan anjuran Nabi SAW, beliau bersabda:“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Hakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584).
Ziarah kubur akan mengingatkan kita pada kefanaan, kematian dan akhirat, sehingga kita tidak akan terlena dengan gemerlap dunia dan tetap ingat pada Allah SWT. Dengan ziarah kubur hati kita akan menjadi lembut dan mendoakan orang-orang tercinta yang telah mendahului kita.
Ziarah kubur boleh dilakukan kapanpun, tidak terikat oleh waktu tertentu, apalagi mengkhususkannya. Kebiasaan berziarah hanya pada saat menyambut Ramadhan dikhawatirkan akan mengubah keyakinan menjadikan ziarah kubur saat menjelang puasa adalah amalan yang lebih utama dibanding hari lainnya. Padahal ziarah kubur boleh dilakukan di waktu lainnya tanpa ada hari yang lebih utama.
3. Mempersiapkan penyambutan Ramadhan dengan berlebihan
Wajar bila kita menyambut bulan suci ini dengan suka cita, namun menjadi tidak wajar bila dengan cara berlebihan. Berbelanja bahan makanan berlebihan yang mengeluarkan dana cukup besar akan membuat puasa kita menjadi kehilangan makna. Selain untuk menunjukkan ketaatan pada Allah SWT, puasa juga adalah sarana untuk kita merasakan kesempitan orang-orang miskin yang tidak bisa makan selayaknya. Tidak makan disiang hari, tapi makan segala macam makanan mewah dan berlebih akan mengurangi tujuan puasa itu sendiri.Dikalangan orang muda juga sering menyambut puasa dengan cara yang salah. Membakar petasan, mandi besar di tempat umum dimana pria dan wanita bercampur, atau konvoi sepeda motor keliling kota tanpa tujuan yang jelas masih sering kita lihat. Sekali lagi, yang dibutuhkan adalah kesiapan fisik dan mental, bukan menyambut dengan suka cita berlebihan.
Allah Ta`ala mengingatkan hamba hambaNya dari perbuatan tersebut :
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)
Selamat menyambut bulan Ramadhan.
Artikel Ramadhan Lainnya :
Sahkah Puasa Kita Bila Tak Sholat?
Mengupas Makna Puasa di Bulan Ramadhan
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon