Gadis Ini Punya Daya Ingat Luar Biasa Berkat Rajin Hafal Alqur'an

Alquran menjanjikan jutaan keberkahan bagi mereka yang mau bersahabat dengannya. Allah SWT menjanjikannya dalam firman-Nya, "Dan kami menurunkan Alquran sebagai penawar dan rahmat (keberkahan) untuk orang-orang yang mukmin." (QS al-Isra [17]: 82).

Sudah banyak yang merasakan dan membuktikannya. Seperti kisah seorang gadis Muslimah belia, Syayma Karimah. Ia mengaku keberkahan hidupnya adalah hadiah Allah dari usahanya menghafal Alquran. Entah berapa banyak berkah yang telah dirasakan gadis yang sanggup menghafal Alquran satu juz sehari ini.


"Saya sering cerita ke umi saya. Kata beliau, menghafal Alquran ini banyak keberkahannya. Di samping motivasi dari keluarga, motivasi dari sekolah juga selalu mengingatkan banyak sekali keutamaan yang akan Allah berikan. Yang paling membuat saya termotivasi, nanti di akhirat bisa memberikan jubah dan mahkota kemuliaan kepada orang tua," jelas Syayma kepada Republika, Senin (27/7) lalu.

Penerima beasiswa Aktivis Nusantara Dompet Dhuafa (DD) ini mengaku pernah meneliti dalam karya tulisnya, apa korelasi antara orang yang menghafal Alquran dan kecerdasan secara intelektual. "Saya kumpulkan datanya. Ternyata orang yang menghafal Alquran itu berbanding lurus dengan kecerdasannya. Mungkin ada beberapa yang tidak demikian, tapi jumlahnya hanya sedikit sekali," jelasnya.

Ia mengalami sendiri, Alquran sangat membantunya dalam menghafal pelajaran. "Misalkan besok ada ujian akhir sekolah, saya juga belajar seperti teman-teman yang lain, cuma waktunya jauh lebih sedikit. Karena waktunya saya jadikan untuk menghafal Alquran. Tetapi, yang saya rasakan, memang waktu saya belajar lebih sedikit, tapi speed saya dalam menyerap ilmu itu terasa banget cepatnya. Sekali baca bisa paham dan hafal," jelasnya.

Di samping itu, Syayma mengaku punya kematangan mental dalam menghadapi masalah sebagai efek banyak berinteraksi dengan Alquran. Inilah pengejawantahan firman Allah SWT, "Ingatlah, hanya dengan berzikir (mengingati) Allahlah hati menjadi tenteram." (QS ar-Ra’d [13]: 28). Bentuk zikir yang paling utama menurut para ulama adalah membaca Alquran. Jadi, Alquran memberikan ketenangan hati bagi pembacanya. Pembaca Alquran menjadi lebih tenang dan berhati jernih dalam menghadapi masalah.


Hal itu terbukti ketika sang ibunda divonis terkena stroke dan dirawat di rumah sakit. Ketika itu ia tengah mengikuti iktikaf Ramadhan dalam program menghafal Alquran. "Waktu itu saya matikan handphone agar menghafal Alqurannya fokus. Saya tahu dari panitia kalau umi masuk rumah sakit. Karena beberapa hari itu saya intensif dengan Alquran, saya merasa lebih siap dengan masalah dan tahan banting. Malah saya yang menguatkan ayah dan adik-adik saya," katanya mengisahkan.

Syayma mengatakan, kondisi sang ibu saat itu antara berimbang harapan sehat dan tidak. Pendarahan di kepalanya sudah cukup lebar sehingga ada kemungkinan untuk tak terselamatkan. "Saya bilang, itu kan kesimpulannya medis. Tetapi, kita punya energi yang lebih besar lagi, yaitu energi Alquran dari Allah," jelasnya.

Selama sang ibu dirawat di ruang ICU, Syayma mengaku memutarkan kaset muratal Alquran 24 jam nonsetop. Hasilnya, sang ibu pun bisa pulang sepekan kemudian dengan kondisi jauh lebih baik. "Harusnya itu dirawat minimal satu bulan. Tetapi, ini dirawat satu minggu saja sudah bisa pulang. Itu terasa banget berkah dari Alquran," katanya memaparkan.

Demikianlah Alquran menjanjikan obat bagi orang yang banyak berinteraksi dengannya. Firman Allah SWT, "Alquran itu petunjuk dan penawar (obat) bagi orang-orang mukmin." (QS al-Fusilat [41]: 44).

Tekad Syayma, hafal Alquran adalah suatu kemestian bagi orang yang menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Ia mengkhatamkan Alquran di sela-sela kesibukannya mengikuti ujian akhir sekolah di kelas 12.

Pukul 12 malam ia bangun hingga Subuh untuk menghafal setengah juz. Siang hingga malam ia menghafal lagi setengah juz. Setiap satu juz ia setorkan hafalannya hingga khatam Alquran 30 juz. Tak jarang ia hanya bisa istirahat satu jam demi menghafal Alquran.

Ia membuktikan sendiri, hafalan Alquran adalah bantuan gaib ketika menghafal pelajaran. Muslimah yang mendapat beasiswa kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta ini selalu cemerlang di nilai akademiknya. "Walau tidak cumlaude, minimal IPK saya selalu di atas tiga koma. Saya merasakan ada keberkahan-keberkahannya. Saya lebih mudah memahami, saya mengaitkan ilmu kedokteran dengan Alquran," jelasnya.

Keberkahan yang dirasakan Syayma juga berlanjut ke aspek ekonominya. Di tengah kesibukan seorang mahasiswi kedokteran, aktivis organisasi sebagai wakil ketua di UKM Ilmu Al Quran UNS, ia sempat pula berwirausaha. Di samping penerima beasiswa Aktivis Nusantara, Syayma juga mengantongi omzet Rp 15 juta-Rp 20 juta dari bisnis kerudungnya. Tekadnya tak ingin membebani orang tua, walau ia lahir di keluarga berada.

Sang ayah, Muhammad Supariyono, wakil ketua II DPRD Kota Depok memang disiplin mendidik anak-anaknya. Ia tak ingin anak-anaknya bermanja-manja dengan kesuksesan orang tua. "Ayah saya dari kecil menanamkan, anak-anaknya minimal harus menjadi salah satu di antara empat pilihan: seorang pemimpin, seorang pewirausaha, seorang profesional, atau seorang ilmuwan. Kami harus jadi salah satunya. Jadi, saya ditempa dari kecil, ‘Ayo kamu jualan ini itu.’ Jadi, dari kecil sudah berani dagang kecil-kecilan," jelasnya.

Syayma mengaku tak malu untuk berdagang kecil-kecilan. Bisnis kerudung yang dirintisnya pun dimulai dari usaha kecil-kecilan. Apalagi sepulang sang ibu dari rumah sakit. Ia bertekad, di usianya yang masuk ke-20 tahun, ia tak ingin lagi membebani orang tua dengan segala kebutuhannya. Setelah ia sukses berwirausaha, bahkan ia bertekad untuk banyak bersedekah.

Sumber : Republika.co.id
Previous
Next Post »