Titik Spidol Hitam di "Hati"

Sebelumnya, saya tidak pernah berpikir untuk mengukur seberapa bersih hati saya. Namun, saat mendengarkan ceramah di sebuah radio, hati saya tergugah untuk mencobanya. Dalam ceramah itu dinyatakan, hati itu ibarat kertas putih. Ia akan berubah menjadi hitam, jika setiap hari kita memberinya titik hitam alias dosa yang kita perbuat.

Saya tergugah untuk mempratikkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan alat bantu kertas putih dan spidol hitam. Mula-mula saya menggambar bentuk hati di kertas putih itu, yang saya ibaratkan sebagai hati saya. Mulanya saya merasa, ini akan menjadi percobaan yang mudah sekali.


Namun, setiap kali saya merasa berbuat dosa, rasanya beraaat sekali untuk membubuhkan noda hitam di "hati" saya itu. Sebab, ternyata banyak sekali kejadian atau peristiwa yang membuat saya, mau tak mau, harus membubuhkan titik hitam. Mulai dari berbohong, bergosip, marah-marah, berkata jorok, berburuk sangka pada orang lain, dan banyak lagi.

Padahal, selama ini saya menganggap diri saya sebagai orang baik yang selalu berusaha tidak melakukan dosa besar dan tidak merugikan orang lain. Dengan mengukur kebersihan hati sendiri, meski lewat cara yang sangat sederhana, saya jadi menyadari, ternyata hati saya belum cukup bersih untuk menyebut diri sebagai orang baik

R. Yuliantina, Intisari


Previous
Next Post »