Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, Beras tentu sudah mendarah daging dalam keseharian kita. Meskipun sebagai orang awam, sebagian besar dari kita telah memiliki pengetahuan akan jenis-jenis yang beredar dipasaran. Namun tahukah kita ternyata dipasaran beredar beras yang mengandung bahan kimia berbahaya?
Membuat tampilan fisik beras menjadi menarik, inilah alasan utama produsen nakal menggunakan bahan kimia pada pengelohan padi menjadi beras. Akumulasi bahan kimia dalam tubuh kita tentu akan berdampak pada kesehatan jangka panjang. Berikut beberapa tips untuk mengetahui apakah beras yang kita beli mengandung bahan kimia berbahaya.
Zat Pewangi
Tidak semua beras mengeluarkan aroma wangi bila dimasak. Hanya beberapa jenis beras khusus yang dapat mengeluarkan aroma wangi, seperti Beras jenis Pandan Wangi, Raja Lele, dan Beras Wangi Thai. Beras pandan wangi dan Raja Lele memiliki bulir tidak panjang bahkan cenderung bulat, sementara beras wangi Thai beraroma kacang. Bila anda menemukan beras jenis IR 64 mengeluarkan aroma wangi, dipastikan beras tersebut telah diberi bahan pewangi.
Zat Pelicin
Beras dengan bahan pelicin biasanya sangat licin bila dipegang. Untuk mengetahui apakah beras yang anda konsumsi mengandung bahan pelicin, keringkan tangan anda dari air atau keringat kemudian remaslah beras yang akan anda uji. Setelah itu lepaskan remasan anda dan lihat seberapa banyak beras yang menempel ditelapak tangan anda. Bila beras banyak menempel, kemungkinan besar beras tersebut mengandung bahan pelicin.
Zat Pemutih
Masyarakat sangat menyukai beras yang berwarna putih bersih. Padahal bila dilihat dari nilai nutrisinya, beras yang buram lebih banyak mengandung zat gizi. Karena zat gizi pada beras ternyata terletak di bagian permukaan beras. Saran agar beras jangan dicuci terlalu lama juga dikarenakan agar zat gizi beras tidak banyak hilang.
Zat pemutih yang digunakan produsen nakal bermacam-macam; tawas, kaporit, bahkan deterjen dan pemutih pakaian. Untuk menditeksinya memang agak sulit, tapi kita bisa curiga pada beras yang terlalu putih. Beras alami biasanya memiliki warna khas bening kekuningan.
Membuat tampilan fisik beras menjadi menarik, inilah alasan utama produsen nakal menggunakan bahan kimia pada pengelohan padi menjadi beras. Akumulasi bahan kimia dalam tubuh kita tentu akan berdampak pada kesehatan jangka panjang. Berikut beberapa tips untuk mengetahui apakah beras yang kita beli mengandung bahan kimia berbahaya.
Zat Pewangi
Tidak semua beras mengeluarkan aroma wangi bila dimasak. Hanya beberapa jenis beras khusus yang dapat mengeluarkan aroma wangi, seperti Beras jenis Pandan Wangi, Raja Lele, dan Beras Wangi Thai. Beras pandan wangi dan Raja Lele memiliki bulir tidak panjang bahkan cenderung bulat, sementara beras wangi Thai beraroma kacang. Bila anda menemukan beras jenis IR 64 mengeluarkan aroma wangi, dipastikan beras tersebut telah diberi bahan pewangi.
Zat Pelicin
Beras dengan bahan pelicin biasanya sangat licin bila dipegang. Untuk mengetahui apakah beras yang anda konsumsi mengandung bahan pelicin, keringkan tangan anda dari air atau keringat kemudian remaslah beras yang akan anda uji. Setelah itu lepaskan remasan anda dan lihat seberapa banyak beras yang menempel ditelapak tangan anda. Bila beras banyak menempel, kemungkinan besar beras tersebut mengandung bahan pelicin.
Zat Pemutih
Masyarakat sangat menyukai beras yang berwarna putih bersih. Padahal bila dilihat dari nilai nutrisinya, beras yang buram lebih banyak mengandung zat gizi. Karena zat gizi pada beras ternyata terletak di bagian permukaan beras. Saran agar beras jangan dicuci terlalu lama juga dikarenakan agar zat gizi beras tidak banyak hilang.
Zat pemutih yang digunakan produsen nakal bermacam-macam; tawas, kaporit, bahkan deterjen dan pemutih pakaian. Untuk menditeksinya memang agak sulit, tapi kita bisa curiga pada beras yang terlalu putih. Beras alami biasanya memiliki warna khas bening kekuningan.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon