Bedanya Cowok yang Bikin Kamu Tergila-Gila dan yang Akan Membuatmu Bahagia


Dalam hal cinta, wajar untuk mengharapkan cerita yang sempurna. Kamu punya tipemu sendiri, dan ketika ada yang memenuhi, kamu pun jatuh hati. Sayangnya, belum tentu dia punya perasaan yang sama.

Terus berharap pada orang yang salah hanya akan membuatmu merana. Berikan hatimu pada dia yang memang menyayangimu saja. Dialah yang sebenarnya bisa membuatmu bahagia — bahkan walau saat ini kamu belum peduli padanya.

Dia yang membuatmu tergila-gila tak sama dengan dia yang akan membuatmu bahagia. Apa saja yang membedakan mereka?

1. Cowok yang membuatmu tergila-gila akan menampilkan kesempurnaan semu. Cowok yang membuatmu bahagia akan jujur dalam berlaku.

                                             kamu berharap kesempurnaan yang semu 
Dalam pikiranmu, dia yang membuatmu tergila-gila akan selalu terlihat tanpa dosa. Kamu mengagumi sosoknya yang punya pengetahuan luas, dari musik indie sampai novel-novel karya penulis luar negeri. Dia juga mudah bergaul dan dihormati banyak orang. Bahkan, senyumnya saja bagimu brilian.

Saking sempurnanya dia di matamu, kamu lupa bahwa dia adalah orang yang sama yang baru membalas chat atau SMS-mu setelah berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Dia orang yang sama yang baru menyapamu saat kamu menanyakan kabarnya lebih dulu.
Itu yang namanya sempurna?

Ada orang lain yang bersedia membuatmu merasa berharga. Dia yang memikirkanmu dalam tiap tutur dan perilakunya. Dia yang akan rela menemanimu belajar, saat kamu risih sendirian di luar. Dia yang akan rela mengantar makanan ketika kamu kelaparan sementara gerbang kost sudah terkunci.

Yang paling baik dari itu semua, dia melakukannya karena ingin kamu bahagia. Dia tidak bermanis-manis karena ingin mengambil untung darimu. Artinya? Dia jujur dalam berlaku. Bukankah sudah sepantasnya kamu menghargai itu?

2. Cowok yang membuatmu tergila-gila akan memaksamu berpura-pura. Yang membuatmu bahagia? Menerima kamu yang sebenarnya.

                                                          Dia menerima siapa kamu yang sebenarnya 
Ketika tergila-gila dengan seseorang, kamu akan melakukan banyak hal demi mendapatkan perhatiannya. Tidak jarang, kamu memaksa diri “beradaptasi” agar memenuhi karakteristik cewek ideal versinya.

Sebaliknya, cowok yang bisa membuatmu bahagia akan memaklumi dirimu yang sebenarnya. Termasuk, misalnya, obrolanmu yang suka melantur — atau gaya tawamu yang membahana. Istimewanya, ketika sudah mengenal sifatmu luar-dalam, dia masih memutuskan untuk terus menyayangimu.

Padahal, berapa orang sih di dunia ini yang bisa betah dengan diri kita yang asli? Jarang lho ada orang yang mau menerima segala keanehan kita. Dan pasangan yang paling bahagia… adalah yang sudi menjadi janggal bersama.

3. Cowok yang membuatmu tergila-gila adalah heroin — sifatnya cepat dan sementara. Kamu bahagia karena alasan yang salah.

                                            Dia adalah alasan kebahagiaan yang salah 
Manusia memang mudah terobsesi pada orang yang tak membalas perasaan mereka. Semakin seseorang tidak peduli pada kita, semakin penasaranlah kita padanya. Walau hati kacau dan pikiran meracau, kita menikmati segala prosesnya.

Hei, sadarlah! Bukan rasa tak karuan dan ketidakpastian yang selama ini membuatmu senang. Justru, kamu bahagia karena berhasil meyakinkan diri bahwa usahamu itu akan berbuah sesuatu. Kamu menciptakan imajinasi sendiri bahwa suatu saat, dia akan membalas perhatianmu. Itulah mengapa kamu tak juga mengakui sia-sianya usahamu.

Cowok yang membuatmu tergila-gila punya sifat layaknya heroin. Kesenangan yang diciptakannya tak akan berlangsung lama. Kesenangan yang diciptakannya berdasar pada motivasi yang salah. Jika kamu masih tak mau melepaskan diri, masa depanmulah yang nanti akan mati.

4. Cowok yang akan membuatmu bahagia tak datang sebagai candu. Ia obat yang menenangkan hatimu.

     
                                               Ia yang akan menenangkan hatimu 
Sementara itu, cowok yang bisa membahagiakanmu — yang benar-benar menyayangimu — tak akan datang sebagai candu. Perasaan yang ia tawarkan memang tidak memabukkan, namun lebih dari cukup untuk membuatmu tenang. Dia akan memastikan bahwa kamu merasa nyaman.

Di depannya kamu bebas bercerita apa saja. Ia sudah sangat senang jika kamu bersikap terbuka. Segala pendapatmu akan didengarkannya, leluconmu — bahkan saat tidak lucu — akan mampu membuatnya tertawa. Baginya, paling tidak kamu sudah mencoba.

Bersamanya, memang tak akan ada keinginan berteriak bahagia. Tak akan ada urgensi mengungkap isi hati ke teman-teman yang kamu punya. Kamu tak akan merasakan kupu-kupu dalam perutmu, atau berhentinya detak jantungmu. Tapi kamu akan tahu, bukan itu yang paling kamu butuhkan. Yang membuatmu bertahan, pada akhirnya, adalah rasa tenang.

5. Ketika kamu sibuk mengejar dia yang membuatmu tergila-gila, ada yang lebih berhak mendapatkan jerih payah dan usahamu.

                                                       
                                           Ada yang lebih pantas untuk kamu tunggu 
Kenapa kamu terus berdoa untuk orang yang tak pernah mendoakanmu? Kenapa kamu memutuskan memaklumi orang yang terus-menerus — dan dengan sengaja — menyakiti hatimu?
Ada saatnya ketika kita harus berhenti. Mengucapkan “cukup” di dalam hati, lalu bangkit, berjalan, dan tak menoleh ke belakang lagi.

Hidupmu bukan untuk dihabiskan berharap cinta satu orang. Hidupmu adalah rangkaian waktu yang menuntutmu terus berkembang.

Bukan dia yang membuatmu tergila-gila yang bisa menjadikanmu lebih baik. Dia yang mencintaimulah yang akan membantumu mewujudkannya. Dia yang mencintaimulah yang lebih berhak mendapatkan tempat di pikiranmu.

6. Jangan khawatir merasa berdosa karena kamu “tidak cinta”. Kasih sayang itu bisa dipelajari.

                                                                 
                                                            Kasih sayang tidak datang tiba-tiba 
Ketika kamu mulai membuka diri pada dia yang mencintaimu sejak lama, mungkin pada awalnya kamu akan merasa berdosa. Kamu merasa tak mampu membalas cintanya. Kamu merasa berbohong, menjadi pihak yang jahat, karena jelas-jelas ia lebih peduli padamu daripada kamu peduli padanya.

Namun cinta adalah rasa yang bisa dipelajari. Ia tidak datang secara tiba-tiba dalam hati. Cinta adalah reaksi kimia yang kompleks dalam otak kita, yang tercipta karena kita mengizinkannya.
Ubahlah persepsi pribadimu tentang apa yang kamu cari dalam hubungan. 

Berhenti jatuh cinta pada orang yang menurutmu sempurna. Sebaliknya, jatuh cintalah pada dia yang membuatmu merasa pantas dihargai, didengarkan, dan dibuat nyaman.

7. Pada akhirnya, cinta akan pudar. Yang bisa kamu andalkan tinggal penghargaan dan rasa nyaman.

                                                           
                                                     Jangan hanya mengandalkan cinta 
Ini adalah kenyataan yang terlalu sering kita lupakan. Pada akhirnya, cinta sekuat apapun toh akan pudar.

Dalam hubungan yang berumur 5, 10, hingga lebih dari 20 tahun, pasangan akan bertahan tak hanya karena cinta. Ada hal yang lebih krusial dari itu: kemampuan untuk saling menghargai, dan kemauan membuat satu sama lain merasa nyaman.

Penghargaan terhadap pasangan akan mencegahmu berselingkuh, seberapa jenuh pun kamu terhadap pasanganmu. Sementara, kemauan untuk membuatnya merasa nyaman akan terus menuntutmu mempertimbangkan perkataan dan perbuatanmu. Pada akhirnya, inilah yang mencegah terjadinya pertengkaran-pertengkaran tak penting dalam hubunganmu.

Penghargaan dan rasa nyaman hanya bisa kamu peroleh dari dia yang tulus mencintaimu.

Pilihlah dia yang mencintaimu daripada yang kamu cintai. Yang satu hanya akan membuatmu tergila-gila, sedang yang lain… akan menjadikanmu bahagia.
Previous
Next Post »