Fenomena gerhana matahari sangatlah jarang terjadi, karenanya banyak orang yang ingin melihat secara langsung bahkan mengabadikan momen tersebut. Dalam perjalanan sejarah, semenjak dahulu fenomena gerhana matahari ini telah berlangsung dan banyak pula mitos-mitos yang menyertainya. Inilah kejadian-kejadian gerhana matahari yang tercatat sepanjang sejarah sebelum dan diawal masehi.
1. Hi dan Ho, Sang Astronom dari Tiongkok ( 2137 SM)
Catatan paling awal terjadinya gerhana matahari berasal dari sejarah Tiongkok kuno. Namun perkiraan tentang waktu terjadinya gerhana bervariasi dari 2165 - 1948 SM, meskipun begitu tanggal yang disepakati adalah 22 Oktober 2137 SM.
1. Hi dan Ho, Sang Astronom dari Tiongkok ( 2137 SM)
Catatan paling awal terjadinya gerhana matahari berasal dari sejarah Tiongkok kuno. Namun perkiraan tentang waktu terjadinya gerhana bervariasi dari 2165 - 1948 SM, meskipun begitu tanggal yang disepakati adalah 22 Oktober 2137 SM.
Menurut legenda, ada dua astronom kerajaan Hi dan Ho yang ditugaskan memprediksi datangnya gerhana matahari, seperti halnya pada zaman Renaissance prediksi mereka ternyata meleset. Kedua astronom ini terlalu banyak mengkonsumsi alkohol sehingga gagal memprediksi munculnya gerhana matahari. Saat terjadi gerhana, kaisar pun menjadi murka karena tidak sempat mempersiapkan pasukan penabuh genderang dan pemanah untuk melawan naga dilangit yang akan menelan matahari (kepercayaan masyarakat Tiongkok kuno gerhana matahari terjadi karena ada naga yang menelan matahari). Gerhana selesai dan matahari kembali seperti semula namun kedua astronom itu dihukum gantung karena prediksi mereka yang meleset.
2. Gerhana Matahari Ibrahim di Kanaan (1533 SM)
2. Gerhana Matahari Ibrahim di Kanaan (1533 SM)
Gerhana juga disebutkan dalam Alkitab. Salah satu yang paling terkenal referensi gerhana muncul dalam kitab Kejadian, yang bercerita tentang perjalanan Ibrahim ke Kanaan: "Dan ketika matahari akan turun ... kegelapan besar jatuh kepadanya." Hal ini kemungkinan berhubungan dengan perhitungan gerhana matahari yang terjadi pada 9 Mei 1533 SM.
3. Kepulangan Odisseus Setelah Perang Troya (1178 SM)
Odisseus adalah seorang raja Ithaka dan pahlawan Yunani yang memiliki istri bernama Penelope, setelah perang Troya berakhir, Odisseus harus menempuh waktu sepuluh tahun untuk bisa kembali pulang ke Ithaka. Gerhana matahari terjadi pada saat Odisseus telah tiba di Ithaka.
Seperti yang dikutip dari karya Homeros :
Odiseus tiba di rumah, menyamar dengan pakaian pengemis dan bersembunyi sebelum mengungkapkan dirinya. Kejadian ini terjadi ketika seseorang ingin melamar Penelope yang sedang duduk di siang hari untuk makan, mereka mulai tertawa dan tiba-tiba melihat makanan mereka berlumuran darah. Pada saat itu, peramal Theoclymenus meramalkan kematian mereka, diakhiri dengan kalimat, "Matahari telah dilenyapkan dari langit, dan kegelapan menyerang dunia." Akhirnya, Odiseus membunuh sang pelamar dan ia kembali bersama dengan Penelope.
4. Gerhana yang Diprediksikan Thales (585 SM)
Di Barat, prediksi pertama gerhana matahari dikaitkan dengan filsuf Yunani Thales dari Miletus yang menurut Herodotus, meramalkan gerhana pada 585 SM, di Turki. Gerhana tersebut terjadi pada saat pertempuran antara Lydia dan Mede baru dimulai dan akhirnya pertarungan pun berhenti dan mereka bersepakat berdamai.
Peristiwa ini juga dikenal sebagai "Pertempuran Gerhana", yang terjadi di Sungai Halys pada 28 Mei 585 SM. Perang tiba-tiba terhenti karena gerhana matahari total, yang dianggap sebagai pertanda bahwa dewa ingin pertempuran berhenti. Raja-raja terkesan dan berhenti bertempur.
Dengan dapat diperhitungkannya tanggal pasti kemunculan gerhana, pertempuran ini adalah peristiwa sejarah yang pertama kalinya dapat diketahui tanggalnya dengan tepat. Disebutkan bahwa Thales dinobatkan sebagai Orang Bijak oleh peramal dari Delphi pada tahun 582 SM, dikarenakan Thales dapat memprediksi gerhana. Padahal dia tidak memahami dasar ilmiah dari fenomena tersebut.
5. Gerhana Pada Saat Penyaliban Yesus (29-33 M)
Menurut para penginjil, Yesus disalibkan pada hari Jumat sore, beberapa jam sebelum awal hari Sabat Yahudi. Tercatat bahwa Yesus disalibkan pada periode Pontius Pilatus gubernur Yudea (26-36 M). Namun, tidak ada kesepakatan kapan tanggal penyaliban tersebut. Bukti menunjukkan 3 April 33 M, sementara yang lain menyarankan itu 7 April 30 M. Ada berbagai ungkapan dalam Alkitab dimana Bulan menjadi gelap dan berubah menjadi darah ketika naik di malam hari setelah penyaliban, yang terdengar seperti gerhana bulan.
Dalam kisah Petrus juga mengacu pada Bulan berwarna darah dan langit gelap. Ada bukti lain yang menunjukkan pada hari itu Bulan muncul seperti darah. Yang disebut Laporan Pilatus, fragmen Perjanjian Baru Apokrifa.
Hipotesis lain adalah bahwa gerhana matahari terlihat di Yerusalem pada tanggal 24 November 29 M. Sejarawan Yunani Phlegon menyebutkan gerhana ini dalam 'History of the Olimpiade' dan mengatakan bahwa peristiwa gerhana itu disertai gempa.
6. Gerhana Pada Masa Nabi Muhammad SAW (632 M)
Nabi Muhammad SAW, lahir di Mekkah pada Tahun Gajah, 570 M. Tahun kelahirannya dinamai Tahun Gajah karena pada saat itu Mekkah tengah diinvasi oleh Abyssinia, yang menggunakan pasukan gajah dalam penyerangannya. Tentara mereka kalah ketika burung menjatuhkan batu keatas pasukan bergajah yang menyebabkan epidemi yang mirip dengan cacar. Tahun Gajah juga mengesankan karena kemunculan gerhana matahari.
Pada zaman kuno, kelahiran dan kematian pemimpin dihubungkan dengan pertanda langit. Namun dalam Islam diharamkan percaya pada ramalan. Walau begitu, kebetulan Nabi Muhammad SAW disebutkan lahir pada saaat gerhana. Begitu juga saat anaknya Ibrahim meninggal pada 27 Januari 632 M, saat bersamaan terjadi gerhana.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan, meskipun matahari dan bulan adalah tanda-tanda dari Allah namun gerhana bukanlah penyebab kematian atau kelahiran siapa pun.
Gerhana matahari lain terjadi setelah 39 tahun Beliau wafat. Pada 661 M, Mu'awiyah menjadi pemimpin kekhalifahan setelah pemberontakan melawan Ali bin Abi Thalib ra. Mu'awiyah memutuskan untuk memindahkan mimbar Nabi dari Madinah ke ibukota di Damaskus, Suriah. Tetapi pada saat pemindahan mimbar tersebut, langit berubah gelap dan bintang-bintang terlihat. Mereka menganggap gerhana matahari tersebut sebagai tanda kemarahan Ilahi, dan akhirnya mimbar itu tetap tinggal di Madinah sebagai simbol kegagalan Mu'awiyah.
Disarikan dari :
eclipsewise.com
en.wikipedia.org
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon