Atlantis terletak di Indonesia
Plato (427 – 347 SM), filsuf legendaris Yunani pernah menulis dalam bukunya Timaeus & Critias tentang sebuah peradaban sangat maju dan memiliki teknologi tinggi yang terletak di sebuah Benua bernama Atlantis. Diceritakan bahwa pada tahun 9500 SM (11.600 tahun yang lalu), Kerajaan Atlantis dengan pasukannya telah menaklukkan Eropa Barat dan Afrika. Sebelum sempat menyerang Yunani, tiba-tiba Atlantis tertimba bencana alam maha dahsyat hingga dalam satu malam, benua tersebut tenggelam ditelan lautan.
Sebagian orang menganggap cerita tersebut hanya Mitos sebagaimana cerita tentang dewa-dewa Yunani lainnya. Tapi beberapa Ilmuwan meyakini bahwa beberapa sejarah otentik, berawal dari legenda turun temurun. Apalagi bila ditelusuri 'track record' tulisan-tulisan Plato yang selalu menulis berdasar kenyataan.
Sejauh ini, letak bekas Benua Atlantis diyakini berada di Samudra Atlantik. Berdasarkan kondisi geografis dan kesejarahan, ada juga yang yakin Atlantis berada di Laut Tengah.
Adalah Prof. Arysio Santos, setelah mempelajari legenda Atlantis selama 30 tahun, mendobrak keyakinan mainstream para ilmuwan dengan menyatakan Benua Atlantis terletak di Indonesia. Jelas bukan tanpa dasar, pertama adalah ditemukannya kerangka Phitecantropus erectus, yang juga dinamai Manusia Jawa, manusia purba ini pertama kalinya memang di temukan di Trinil, Kab. Ngawi Jawa Timur. Penemuan ini adalah penemuan manusia purba pertama.
Disusul penemuan manusia spesies Hobbit (manusia kerdil) di Flores. Dengan ditemukannya manusia purba di Indonesia, menguatkan dugaan Indonesia adalah asal peradaban.
Plato |
Di Bukunya, Plato juga bercerita tentang tumbuhan dan pertanian Atlantis. Atlantis ditumbuhi pohon kelapa dan nanas, memiliki teknik bertani undakan (terasering) dan irigasi, memiliki 2 musim, hujan dan kemarau, memiliki dupa dan wewangian dan beberapa kemiripan lainnya. Semua deskripsi tersebut mengarahkan pada kondisi geografis dan ciri-ciri kebudayaan awal Nusantara.
Dengan semua kemiripan itu, Prof. Santos memiliki modal kuat untuk mempertahankan hipotesanya. Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa para ilmuan yang telah membaca naskah Plato tidak sampai pada kesimpulan yang sama dengan menyatakan bahwa Atlantis berada di daerah tropis? Tapi mengarahkan perkiraan lokasi Atlantis di daerah non tropis. Apakah karena mereka salah memahami naskah atau karena rasa Superioritas mereka yang 'tidak rela' kalau peradaban kuno bukan dari daerah mereka. Atau mungkin malah Prof. Santos yang mencari populeritas dengan sengaja keluar dari arus utama untuk mendapatkan ketenaran.
Gunung Padang, Jawa Barat |
Mata rantai yang hilang tersebut sepertinya akan segera menyatu dengan ditemukannya situs Megalitikum Gunung Padang. Situs yang dianggap sebagai salah satu yang terbesar di Asia tersebut kini sedang dipelajari oleh para ahli Indonesia dari multi-bidang. Situs Gunung Padang mengarahkan dugaan bahwa Indonesia memang pernah menjadi sumber peradaban luhur di muka bumi.
(Bersambung)
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon